BlogPendidikan.net - Model evaluasi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan evaluasi sahih antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, evaluasi antar sahabat, jurnal, penilaian tertulis, eksperimen atau demonstrasi, pertanyaan terbuka, observasi, menceriakan kembali teks, dan menulis sampel teks.
Tentang Penilaian Otentik
Penilaian otentik ialah ialah salah satu bentuk penilaian hasil mencar ilmu penerima latih yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu wawasan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna asli yaitu keadaan yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan akseptor bimbing.
Dalam kaitan ini, penerima latih dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menganggap kesanggupan atau prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian asli lebih ditekankan pada proses berguru yang diubahsuaikan dengan suasana dan keadaan bantu-membantu, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Berikut 12 versi penilaian Otentik yang diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas :
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance assessment). Bentuk evaluasi ini dipakai untuk mengukur status kesanggupan berguru penerima ajar berdasarkan hasil kerja dari sebuah peran. Pada penilaian kinerja penerima asuh diminta untuk mendemonstrasikan tugas mencar ilmu tertentu dengan maksud biar peerta asuh mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Instrumen yang mampu digunakan untuk merekam hasil belajar pada evaluasi kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala evaluasi ( rating scale).
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment)yaitu bentuk penilaian yang diujudkan dalam bentuk derma tugas terhadap peserta ajar secara berkelompok. Penilaian ini difokuskan pada penilaian kepada tugas mencar ilmu yang mesti teratasi oleh penerima didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dibilang sebagai evaluasi berbentuk penunjukkanyang bertujuan untuk mengukur kesanggupan peserta ajar menciptakan karya tertentu yang dikerjakan secara berkelompok.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio ialah salah satu penilaian asli yang dikenakan pada sekumpulan karya akseptor ajar yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara sistematis dan terorganisir.
Proses evaluasi portofolio dilaksanakan secara bareng antara antara penerima didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta penerima latih dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti bahwa akseptor latih sudah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil berguru sesuai dengan yang telah ditetapkan.
4. Jurnal
Jurnal mencar ilmu merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan penerima bimbing berhubungan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal mencar ilmu ini mampu dipakai untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang bekerjasama dengan topik-topik kunci yang dipelajari.
Misalnya, perasaan siswa kepada sebuah pelajaran, kesusahan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan persoalan atau topik tertentu atau banyak sekali macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.
Jurnal ialah goresan pena yang dibuat akseptor didik untuk menawarkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Makara, jurnal dapat juga diartikan selaku catatan pribadi siswa ihwal bahan yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses pembelajaran di kelas.
5. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai balasan isian atau melengkapi, balasan singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model evaluasi sahih yaitu penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut penerima didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan sebagainya atas bahan yang sudah dipelajari.
6. Penilaian Diri
Penilaian diri(self assessment)adalah sebuah teknik penilaian di mana penerima ajar diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri, bukan memiliki arti peran pendidik untuk menganggap dilimpahkan terhadap peserta ajar semata dan terbebas dari aktivitas melakukan penilaian. Dengan evaluasi diri, diperlukan mampu melengkapi dan menambah penilaian yang sudah dilaksanakan pendidik.
7. Penilaian Antar Teman
Penilaian antar penerima asuh merupakan teknik evaluasi dengan cara meminta penerima latih untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan sikap keseharian akseptor latih. Penilaian ini mampu dilakukan secara berkelompok untuk mendapatkan berita sekitar kompetensi penerima didik dalam kalangan. Informasi ini mampu dijadikan sebagai bahan memilih pencapaian hasil berguru penerima bimbing.
8. Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca bahan pelajaran, kemudian menanggapi pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan kepada bagaimana akseptor latih mengaplikasikan informasi dibandingkan dengan seberapa banyak akseptor asuh mengundang kembali apa yang sudah diajarkan. Pertanyaan terbuka tersebut mesti dibatasi supaya jawabannya tidak terlampau luas dan mempunyai arti sesuai dengan tujuannya.
9. Menceritakan Kembali Teks atau Cerita
Menceritakan kembali teks atau kisah ialah model penilaian otentik yang meminta akseptor latih membaca atau mendengarkan suatu teks lalu menceritakan kembali wangsit pokok atau bab yang dipilihnya. Penilaian model ini dimaksudkan untuk mengenali kesanggupan akseptor asuh dalam mengungkapkan kembali apa yang sudah dibaca tidak sebatas pada apa yang didengar.
10. Menulis Sampel Teks
Menulis sampel teks ialah bentuk penilaian yang meminta penerima asuh untuk menulis teks narasi, ekspositori, persuasi, atau kombinasi berlainan dari teks-teks tersebut. Penggunaan model penilaian ini disarankan menggunakan rubrik yang mampu menilai secara analitis dan menyeluruh dalam ranah penulisan, seperti kosakata, komposisi, gaya bahasa, konstruksi kalimat, dan proses penulisan.
11. Ekperimen atau Demonstrasi
Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi akseptor asuh diminta melaksanakan eksperimen dengan materi sesungguhnya atau mengilustrasikan bagaimana sesuatu bekerja. Peserta asuh dapat dinilai dengan memakai rubrik berdasarkan semua faktor yang dilaksanakan sesuai dengan karakteristik bahan yang dieksperimenkan.
12. Pengamatan
Pada evaluasi dengan pengamatan pendidik mengamati perhatian penerima asuh dalam mengerjakan tugas, responnya terhadap aneka macam jenis peran, atau interaksi dengan peserta bimbing lain dikala sedang melakukan pekerjaan kelompok. Pengamatan dapat dilakukan dalam pembelajaran secara spontan maupun dengan perencanaan sebelumnya.
Langkah-Langkah Penyusunan Penilaian Otentik
Untuk dapat melaksanakan penilaian otentik secara tepat dan benar perlu diperhatikan beberapa langkah seperti berikut :
- Identifikasi dan Penentuan Standar yang akan dicapai. Tentukan standar keberhasilan mencar ilmu yang mesti dikuasai oleh penerima asuh secara terang dan terukur.
- Penentuan Tugas Otentik. Tentukan peran-peran berguru yang harus dikerjakan oleh penerima didik dengan memperhatikan keterkaitan antara kompetensi mencar ilmu dan dunia aktual.
- Pembuatan Kriteria Tugas Otentik. Kriteria dalam evaluasi sahih digunakan untuk menilai seberapa baik peserta latih menyelesaikan peran dan seberapa baik mereka sudah menyanggupi standar. Kemampuan penerima latih pada sebuah tugas diputuskan dengan mencocokkan kinerja akseptor asuh terhadap seperangkat patokan untuk menentukan sejauh mana kinerja akseptor didik memenuhi tolok ukur untuk peran tersebut.
- Pembuatan Rubrik. Rubrik digunakan sebagai kriteria untuk menentukan tingkat pencapaian akseptor didik. Rubrik biasanya dibuat dengan berisi tolok ukur penting dan tingkat capaian standar yang bermaksud untuk mengukur kinerja akseptor asuh. Kriteria dirumuskan dengan kata-kata tertentu yang menawarkan apa yang mesti dicapai penerima didik. Tingkat capaian kinerja ditunjukkan dalam bentuk angka-angka, besar kecilnya angka tersebut mempunyai arti tinggi rendahnya capaian hasil belajar peserta ajar.
- Pengolahan Skor Penilaian Otentik. Hasil belajar penerima ajar pada evaluasi asli berujud sekor. Sekor ini merupakan jumlah balasan benar akseptor asuh yang ialah hasil koreksi dari pendidik kepada pekerjaan akseptor ajar. Proses penyekoran dapat dijalankan secara langsung, namun demikian lebih baik jikalau proses penilaian memakai rubrik. Sekor hasil berguru sahih ini selanjutnya dianalisis dan diolah menjadi nilai. Nilai ini menawarkan bentuk kualitatif capaian hasil berguru peserta bimbing dalam pembelajaran.
Demikian postingan ini ihwal 12 Model Penilaian Otentik dan Langkah-langkah Penyususnan Penilaian, supaya berguna dan terima kasih.
Rujukan :
Modul PPG Daring. Kegiatan Belajar. Penilaian Otentik Tahun 2019.
Sumber https://www.blogpendidikan.net/
Thanks for reading 12 Versi Evaluasi Sahih Dan Langkah-Langkah Penyususnan Penilaian
No comments:
Post a Comment