Saturday, October 16, 2021

12 Versi Evaluasi Sahih Dan Langkah-Langkah Penyususnan Penilaian

October 16, 2021
 Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik antara lain peni 12 Model Penilaian Otentik dan Langkah-langkah Penyususnan Penilaian

BlogPendidikan.net
- Model evaluasi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan evaluasi sahih antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, evaluasi antar sahabat, jurnal, penilaian tertulis, eksperimen atau demonstrasi, pertanyaan terbuka, observasi, menceriakan kembali teks, dan menulis sampel teks.

Tentang Penilaian Otentik

Penilaian otentik ialah ialah salah satu bentuk penilaian hasil mencar ilmu penerima latih yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu wawasan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna asli yaitu keadaan yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan akseptor bimbing.

Dalam kaitan ini, penerima latih dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menganggap kesanggupan atau prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian asli lebih ditekankan pada proses berguru yang diubahsuaikan dengan suasana dan keadaan bantu-membantu, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.

Berikut 12 versi penilaian Otentik yang diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas :

1. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance assessment). Bentuk evaluasi ini dipakai untuk mengukur status kesanggupan berguru penerima ajar berdasarkan hasil kerja dari sebuah peran. Pada penilaian kinerja penerima asuh diminta untuk mendemonstrasikan tugas mencar ilmu tertentu dengan maksud biar peerta asuh mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Instrumen yang mampu digunakan untuk merekam hasil belajar pada evaluasi kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala evaluasi ( rating scale).

2. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment)yaitu bentuk penilaian yang diujudkan dalam bentuk derma tugas terhadap peserta ajar secara berkelompok. Penilaian ini difokuskan pada penilaian kepada tugas mencar ilmu yang mesti teratasi oleh penerima didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dibilang sebagai evaluasi berbentuk penunjukkanyang bertujuan untuk mengukur kesanggupan peserta ajar menciptakan karya tertentu yang dikerjakan secara berkelompok.

3. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio ialah salah satu penilaian asli yang dikenakan pada sekumpulan karya akseptor ajar yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara sistematis dan terorganisir.

Proses evaluasi portofolio dilaksanakan secara bareng antara antara penerima didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta penerima latih dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti bahwa akseptor latih sudah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil berguru sesuai dengan yang telah ditetapkan.

4. Jurnal

Jurnal mencar ilmu merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan penerima bimbing berhubungan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal mencar ilmu ini mampu dipakai untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang bekerjasama dengan topik-topik kunci yang dipelajari. 

Misalnya, perasaan siswa kepada sebuah pelajaran, kesusahan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan persoalan atau topik tertentu atau banyak sekali macam catatan dan komentar yang dibuat siswa. 

Jurnal ialah goresan pena yang dibuat akseptor didik untuk menawarkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Makara, jurnal dapat juga diartikan selaku catatan pribadi siswa ihwal bahan yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses pembelajaran di kelas.

5. Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis mensuplai balasan isian atau melengkapi, balasan singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model evaluasi sahih yaitu penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut penerima didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan sebagainya atas bahan yang sudah dipelajari. 

6. Penilaian Diri

Penilaian diri(self assessment)adalah sebuah teknik penilaian di mana penerima ajar diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri, bukan memiliki arti peran pendidik untuk menganggap dilimpahkan terhadap peserta ajar semata dan terbebas dari aktivitas melakukan penilaian. Dengan evaluasi diri, diperlukan mampu melengkapi dan menambah penilaian yang sudah dilaksanakan pendidik.

7. Penilaian Antar Teman

Penilaian antar penerima asuh merupakan teknik evaluasi dengan cara meminta penerima latih untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan sikap keseharian akseptor latih. Penilaian ini mampu dilakukan secara berkelompok untuk mendapatkan berita sekitar kompetensi penerima didik dalam kalangan. Informasi ini mampu dijadikan sebagai bahan memilih pencapaian hasil berguru penerima bimbing.

8. Pertanyaan Terbuka

Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca bahan pelajaran, kemudian menanggapi pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan kepada bagaimana akseptor latih mengaplikasikan informasi dibandingkan dengan seberapa banyak akseptor asuh mengundang kembali apa yang sudah diajarkan. Pertanyaan terbuka tersebut mesti dibatasi supaya jawabannya tidak terlampau luas dan mempunyai arti sesuai dengan tujuannya.

9. Menceritakan Kembali Teks atau Cerita

Menceritakan kembali teks atau kisah ialah model penilaian otentik yang meminta akseptor latih membaca atau mendengarkan suatu teks lalu menceritakan kembali wangsit pokok atau bab yang dipilihnya. Penilaian model ini dimaksudkan untuk mengenali kesanggupan akseptor asuh dalam mengungkapkan kembali apa yang sudah dibaca tidak sebatas pada apa yang didengar. 

10. Menulis Sampel Teks

Menulis sampel teks ialah bentuk penilaian yang meminta penerima asuh untuk menulis teks narasi, ekspositori, persuasi, atau kombinasi berlainan dari teks-teks tersebut. Penggunaan model penilaian ini disarankan menggunakan rubrik yang mampu menilai secara analitis dan menyeluruh dalam ranah penulisan, seperti kosakata, komposisi, gaya bahasa, konstruksi kalimat, dan proses penulisan.

11. Ekperimen atau Demonstrasi

Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi akseptor asuh diminta melaksanakan eksperimen dengan materi sesungguhnya atau mengilustrasikan bagaimana sesuatu bekerja. Peserta asuh dapat dinilai dengan memakai rubrik berdasarkan semua faktor yang dilaksanakan sesuai dengan karakteristik bahan yang dieksperimenkan.

12. Pengamatan

Pada evaluasi dengan pengamatan pendidik mengamati perhatian penerima asuh dalam mengerjakan tugas, responnya terhadap aneka macam jenis peran, atau interaksi dengan peserta bimbing lain dikala sedang melakukan pekerjaan kelompok. Pengamatan dapat dilakukan dalam pembelajaran secara spontan maupun dengan perencanaan sebelumnya.

Langkah-Langkah Penyusunan Penilaian Otentik

Untuk dapat melaksanakan penilaian otentik secara tepat dan benar perlu diperhatikan beberapa langkah seperti berikut :
  1. Identifikasi dan Penentuan Standar yang akan dicapai. Tentukan standar keberhasilan mencar ilmu yang mesti dikuasai oleh penerima asuh secara terang dan terukur.
  2. Penentuan Tugas Otentik. Tentukan peran-peran berguru yang harus dikerjakan oleh penerima didik dengan memperhatikan keterkaitan antara kompetensi mencar ilmu dan dunia aktual.
  3. Pembuatan Kriteria Tugas Otentik. Kriteria dalam evaluasi sahih digunakan untuk menilai seberapa baik peserta latih menyelesaikan peran dan seberapa baik mereka sudah menyanggupi standar. Kemampuan penerima latih pada sebuah tugas diputuskan dengan mencocokkan kinerja akseptor asuh terhadap seperangkat patokan untuk menentukan sejauh mana kinerja akseptor didik memenuhi tolok ukur untuk peran tersebut.
  4. Pembuatan Rubrik. Rubrik digunakan sebagai kriteria untuk menentukan tingkat pencapaian akseptor didik. Rubrik biasanya dibuat dengan berisi tolok ukur penting dan tingkat capaian standar yang bermaksud untuk mengukur kinerja akseptor asuh. Kriteria dirumuskan dengan kata-kata tertentu yang menawarkan apa yang mesti dicapai penerima didik. Tingkat capaian kinerja ditunjukkan dalam bentuk angka-angka, besar kecilnya angka tersebut mempunyai arti tinggi rendahnya capaian hasil belajar peserta ajar.
  5. Pengolahan Skor Penilaian Otentik. Hasil belajar penerima ajar pada evaluasi asli berujud sekor. Sekor ini merupakan jumlah balasan benar akseptor asuh yang ialah hasil koreksi dari pendidik kepada pekerjaan akseptor ajar. Proses penyekoran dapat dijalankan secara langsung, namun demikian lebih baik jikalau proses penilaian memakai rubrik. Sekor hasil berguru sahih ini selanjutnya dianalisis dan diolah menjadi nilai. Nilai ini menawarkan bentuk kualitatif capaian hasil berguru peserta bimbing dalam pembelajaran.
Demikian postingan ini ihwal 12 Model Penilaian Otentik dan Langkah-langkah Penyususnan Penilaian, supaya berguna dan terima kasih.

Rujukan :
Modul PPG Daring. Kegiatan Belajar. Penilaian Otentik Tahun 2019.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/
5 Tahapan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

5 Tahapan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

October 16, 2021
Langkah-langkah tersebut dapat disertakan dengan mencipta. Tahapan pendekatan saintifik tidak mesti dilakukan secara urut, akan tetapi mampu dilaksanakan sesuai dengan pengetahuan yang mau dipelajari. 

Berikut ini penjabaran 5 tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik :

1. Mengamati

Merupakan acara mengidentifikasi suatu objek melalui penginderaan, ialah lewat indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pencecap dan peraba pada saat mengamati sebuah objek memakai ataupun tidak menggunakan alat bantu sehingga siswa dapat mengidentifikasi sebuah persoalan.

2. Menanya

Merupakan acara mengungkapkan suatu hal yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan sebuah objek, peristiwa, sebuah proses tertentu. Pertanyaan dapat diajukan secara ekspresi maupun goresan pena dan dapat berbentukkalimat pertanyaan atau kalimat hipotesis sehingga siswa mampu merumuskan problem dan hipotesis.

3. Mengumpulkan data

Merupakan acara mencari gosip sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan ini mampu dijalankan dengan membaca buku, pengamatan lapangan, uji coba, wawancara, membuatkan kuesioner, dan lain-lain, sehingga siswa mampu menguji hipotesis yang sudah dibentuk sebelumnya.

4. Mengasosiasi

Merupakan mengolah data dalam serangkaian kegiatan fisik dan fikiran dengan tunjangan peralatan tertentu. Pengolahan data mampu dijalankan dengan klasifikasi, mengurutkan, menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih berarti. Bentuk pembuatan data contohnya tabel, grafik, skema, peta desain, menjumlah, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan korelasi antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik sebuah final.

5. Mengkomunikasikan

Merupakan acara siswa dalam mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan memperhatikan, menanya, menghimpun dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara ekspresi maupun tulisan dalam bentuk diagram, skema, gambar, dan sejenisnya dengan pertolongan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi isu dan komunikasi. 

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Hak Dan Kewajiban Guru, Pangkat Dan Jabatan

October 16, 2021
 tentang Guru dan Dosen dijelaskan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama men Hak dan Kewajiban Guru, Pangkat dan Jabatan

BlogPendidikan.net
- Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 perihal Guru dan Dosen dijelaskan guru yakni pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menganggap, dan menganalisa peserta asuh pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini sejalan dengan klarifikasi (Pidarta) bahwa guru dan dosen yakni pejabat profesional alasannya adalah mereka diberi pinjaman profesional. 

Guru ialah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak latih, baik secara perorangan maupun secara klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam klarifikasi tersebut terkandung makna bahwa guru ialah tenaga profesional yang memiliki tugas-tugas profesional dalam pendidikan dan pembelajaran.

Hak dan Kewajiban Guru

Sebagai konsekuensi peran profesionalnya, maka guru menerima hak-haknya. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diterangkan hak-hak yang diperoleh guru. selaku berikut :
  1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minium dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan tersebut mencakup; gaji pokok, pinjaman yang melekat pada honor, serta penghasilan lain berupa pemberian profesi, perlindungan fungsional, perlindungan khusus dan santunan maslahat yang terkait tugas guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
  2. Mendapatkan penawaran spesial dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
  3. Memperoleh pinjaman dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
  4. Memperoleh peluang untuk mengembangkan kompetensi.
  5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana prasarana pembelajaran untuk menunjang kelangsungan peran keprofesionalan.
  6. Memiliki kebebasan dalam memberikan evaluasi dan ikut memilih kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi terhadap peserta ajar sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-seruan.
  7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
  8. Memiliki keleluasaan untuk berserikat dalam organisasi sosial.
  9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam memilih kebijakan pendidikan.
  10. Memperoleh potensi untuk mengembangkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi.
  11. Memperoleh training dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Selanjutnya perihal keharusan yang mesti dilakukan guru dalam melakukan peran profesionalnya yaitu :
  1. Merencanakan pembelajaran/tutorial, melakukan pembelajaran/ tutorial yang berkualitas, menilai dan menganalisa hasil pembelajaran/ bimbingan serta melakukan pembelajaran/perbaikan dan pengawasan.
  2. Meningkatkan dan menyebarkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu wawasan, teknologi dan seni.
  3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan keadaan fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta bimbing dalam pembelajaran.
  4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, aturan, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan budbahasa; dan
  5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Jabatan dan Pangkat Guru

Di dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi nomor 16 Tahun 2009 diatur jenjang jabatan dan pangkat fungsional guru. 

Berikut jenjang jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi ialah :
  1. Guru pertama
  2. Guru muda
  3. Guru madya
  4. Guru utama.
Selanjutnya jenjang kepangkatan guru untuk setiap jenjang jabatan tersebut yaitu :

1. Guru pertama mencakup :

- Penata muda, kalangan ruang III-a
- Penata muda tingkat I, golongan ruang III-b

2. Guru muda mencakup :

- Penata, kelompok ruang III-c
- Penata tingkat I, golongan ruang III-d

3. Guru madya meliputi :

- Pembina, kalangan ruang IV-a
- Pembina tingkat I, kalangan ruang IV-b
- Pembina utama muda, kelompok ruang IV-c

4. Guru utama mencakup :

- Pembina utama madya, kalangan ruang IV-d
- Pembina utama, kelompok ruang IV-a


Sumber https://www.blogpendidikan.net/

5 Langkah Penerapan Versi Pembelajaran Masalah Based Learning (Pbl)

October 16, 2021
 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning  5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

BlogPendidikan.net
- Model pembelajaran berbasis dilema Problem Based Learning (PBL) merupakan kerangka konseptual ihwal proses pembelajaran yang memakai persoalan-duduk perkara riil dalam kehidupan kasatmata (sahih), bersifat tidak pasti, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya

Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) menurut (Arends) dalam bukunya yang berjudul Learning to Teach, sering disebut selaku model Anchored Instruction dan Authentic Learning.  

Arends berikutnya memaparkan bahwa versi PBL ialah model pembelajaran yang memberikan aneka macam situasi persoalan kepada siswa dan mampu berfungsi selaku watu loncatan dalam penyelidikan.

Model pembelajaran ini dilandasi oleh teori konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan persoalan otentik. Pada versi ini dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa berguru bagaimana mengkonstruksi kerangka persoalan, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi alasan perihal pemecahan duduk perkara, dan melakukan pekerjaan secara perorangan atau kerja sama dalam pemecahan masalah.

Dalam pemecahan problem, sebagaimana dikemukakan oleh (Tan), siswa memakai berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melaksanakan konfrontasi kepada tantangan dunia aktual, kesanggupan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. 

Suatu pembelajaran dibilang menerapkan versi PBL jika pembelajaran tersebut memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan oleh (Putu Arnyana) selaku berikut :
  1. Terdapat aktivitas bertanya atau dilema
  2. Pembelajaran terfokus pada keterkaitan antar disiplin
  3. Penyelidikan autentik
  4. Siswa menghasilkan produk berupa karya kasatmata mirip laporan
  5. Kerjasama, siswa berhubungan kalangan. 
(Arends) mengemukakan ada 5 fase (langkah) yang perlu dikerjakan untuk mengimplementasikan PBL. 

Berikut 5 langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) :

1. Orientasikan siswa pada dilema aktual dan sahih

Kegiatan Guru : Menyampaikan tujuan pembelajaran, mempersiapkan dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan dilema, Guru mendiskusikan rubrik asesmen yang hendak dipakai dalam menganggap kegiatan/hasil karya siswa.

Kegiatan Siswa : Memperhatikan tujuan yang mesti dikuasai, menerima dan
mengetahui masalah yang dipresentasikan guru, siswa berada dalam kelompoknya
hingga semua terperinci terhadap penyelesaiannya.

2. Mengorganisasikan siswa untuk mencar ilmu

Kegiatan Guru : Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas mencar ilmu yang bekerjasama dengan masalah tersebut.

Kegiatan Siswa : Membatasi urusan yang akan dikaji.

3. Membimbing pengusutan individu maupun kelompok

Kegiatan Guru : Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan berita yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan problem.

Kegiatan Siswa : Melakukan inkuiri, investigasi, dan bertanya untuk menerima jawaban atas masalah yang dihadapi.

4. Mengembangkan dan menghidangkan hasil karya

Kegiatan Guru : Guru membantu siswa dalam mempersiapkan dan mempersiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Kegiatan Siswa : Menyusun laporan dalam golongan dan menyajikannya dalam diskusi kelas

5. Menganalisis dan memeriksa proses pemecahan persoalan

Kegiatan Guru : Guru menolong siswa untuk melaksanakan efleksi atau evaluasi terhadap pengusutan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kegiatan Siswa : Mengikuti tes dan menyerahkan peran-peran sebagai materi penilaian proses berguru.

Demikian artikel ini tentang 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), biar bermanfaat dan terima kasih.

Rujukan :
Modul PPG Daring : Model-versi Pembelajaran Tahun 2019

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Friday, October 15, 2021

Bimbingan Buku Kerja Kepala Sekolah

October 15, 2021
 Untuk melaksanakan tugas pokoknya secara efektif dan efisien Panduan Buku Kerja Kepala Sekolah

BlogPendidikan.net
- Untuk melaksanakan peran pokoknya secara efektif dan efisien, kepala sekolah memerlukan panduan buku kerja. Panduan buku kerja kepala sekolah ini menawarkan rambu-rambu terhadap kepala sekolah dalam melakukan peran pokoknya dan mempermudah kepala sekolah dalam menyiapkan pembinaan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah dan dinas pendidikan. 

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, memperlihatkan perhatian kepada kenaikan kinerja kepala sekolah dalam rangka kenaikan kualitas pendidikan melalui penerbitan Panduan Buku Kerja Kepala Sekolah.

Sekolah dipimpin oleh kepala sekolah yang mempunyai tugas strategis dalam memajukan profesionalisme guru dan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah selaku pemimpin harus mampu: 1) mendorong timbulnya kemauan yang besar lengan berkuasa dengan sarat semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan penerima latih dalam melakukan tugasnya masing-masing; 2) menunjukkan tutorial dan mengarahkan para guru, staf dan para penerima ajar, serta memberikan dorongan, memacu dan bangun di depan demi perkembangan dan memperlihatkan pandangan baru dalam meraih tujuan.

Untuk dapat melaksanakan fungsinya tersebut di atas, Kepala Sekolah mesti bisa :
  1. memiliki seni manajemen yang tepat untuk mengembangkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahnya
  2. memiliki taktik yang sempurna untuk mempekerjakan pendidik dan tenaga kependidikan lewat kerja sama atau kooperatif, memberi peluang kepada para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan kemampuan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai acara yang menunjang tujuan sekolah
  3. memiliki hubungan sangat erat dengan aneka macam pihak yang terkait dengan upaya kenaikan mutu sekolah dan mendukung keterlaksanaan seluruh program sekolah dan produktivitas sekolah
  4. melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga pendidikan
  5. bisa memperlihatkan petunjuk dan pengarahan, mengembangkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan menyuruh tugas secara proporsional
  6. memiliki strategi yang tepat untuk menjalin relasi yang harmonis dengan lingkungan, mencari pemikiran gres, mengintegrasikan setiap kegiatan, memperlihatkan pola terhadap seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, dan membuatkan versi-model pembelajaran yang kreatif
  7. mempunyai taktik yang sempurna untuk memperlihatkan motivasi terhadap para pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai peran dan fungsinya
  8. menjadi figur contoh yang mampu dijadikan contoh dan pola bagi pendidik dan tenaga kependidikan maupun penerima bimbing
Ruang Lingkup Panduan Buku Kerja Kepala Sekolah

Ruang lingkup Panduan Kerja Kepala Sekolah ini mencakup kenali tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah dalam mengembangkan sekolah; peningkatan kualitas sekolah berdasarkan penerapan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) pengembangan kepemimpinan kepala sekolah, pengembangan pendidikan abjad, dan pengembangan kewirausahaan; serta pelaksanaan pengawasan pembelajaran melalui supervisi akademik dan kenaikan profesionalitas kepala sekolah. 

Dalam uraian setiap subtopik yang dibahas dibarengi dengan penjelasan langkah-langkah mekanisme operasional dan dilengkapi dengan instrumen atau perangkat instrumen yang dibutuhkan selaku pelengkap setiap acara kepala sekolah.

Tugas Pokok Kepala Sekolah

Tugas pokok kepala sekolah dalam usaha menyebarkan sekolah, adalah :
  1. menyusun dan atau menyempurnakan visi, misi dan tujuan sekolah
  2. menyusun struktur organisasi sekolah
  3. menyusun rencana kerja jangka menengah (RKJM) dan planning kerja tahunan (RKT)
  4. menyusun peraturan sekolah
  5. berbagi sistem isu administrasi.
Untuk lebih jelasnya perihal Panduan Buku Kerja Kepala Sekolah, mampu Anda download pada tautan dibawah ini.

Panduan Buku Kerja Kepala Sekolah >>> DISINI


Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran

October 15, 2021
Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- Dalam mendesain perencanaan pembelajaran (RPP) tentunya memiliki tahapan atau langkah-langkah yang terdapat dalam komponen RPP pada aktivitas pembelajaran mencakup tiga kegiatan pokok, ialah aktivitas pendahuluan, kegiatan inti, dan acara penutup. Kegiatan pendahuluan bermaksud untuk membuat suasana permulaan pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sebagai pola dikala mengawali pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada antusiasdan besar hati (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan absensi siswa kalau ada yang tidak hadir. Dalam sistem saintifik tujuan utama aktivitas pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-rancangan yang telah dikuasai yang berhubungan dengan materi pelajaran gres yang mau dipelajari oleh siswa.

Dalam acara ini guru harus mengupayakan semoga siswa yang belum paham sebuah rancangan dapat memahami desain tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan desain, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada acara pendahuluan, direkomendasikan guru memberikan fenomena atau insiden “gila” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.

Kegiatan inti ialah kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan sumbangan dari guru melalaui langkah-langkah acara yang diberikan di tampang.

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang sudah dikonstruksi oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.

Lantas Bagaimana Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Proses Pembelajaran ?

Berikut akan diterangkan bagaimana menerapkan pendekatan saintifik pada tahapan atau tindakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diantaranya Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup :

Kegiatan Pendahuluan :
  1. Mengucapkan salam
  2. Guru mengingatkan kembali perihal desain-desain yang telah dipelajari oleh siswa yang bekerjasama dengan materi baru yang mau dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel IPA, guru menanyakan konsep perihal larutan dan komponennya sebelum pembelajaran materi asam-basa. Untuk IPS, contohnya memakai apersepsi ihwal peristiwa banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dijalankan oleh penduduk korban banjir dikala menghadapi bencana tersebut.
  3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti :

1. Mengamati:

Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk memperhatikan sebuah fenomena. Sebagai teladan dalam mapel IPA guru meminta siswa untuk mengamati sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau tomat. Fenomena yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya yakni fenomena yang diamati adalah gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang mencampakkan sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.

2. Menanya:

Dalam mapel IPA, siswa bertanya perihal sebuah fenomena. Sebagai acuan siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau tomat memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai acuan di mapel IPS yakni “Apakah alasannya dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang serupa atau berbeda?

3. Menalar untuk mengajukan hipotesis:

Sebagai contoh, dalam mapel IPA siswa mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada larutan ekstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang memiliki rasa cantik dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat siswa ini merupakan sebuah hipotesis. Contoh hipotesis dalam mapel IPS yaitu Banjir (akhir) dan penggundulan hutan (alasannya) mampu: a) Terjadi di kawasan yang sama b) Terjadi di tempat berlawanan.

4. Mengumpulkan data:

Dalam mapel IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memperlihatkan data wacana bagian-unsur yang terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.

5. Menganalisis data:

Siswa mengecek data yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 wacana rancangan ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-desain ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.

6. Menarik kesimpulan

Dalam mapel IPA, siswa menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka kerjakan. Sebagai contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa elok pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat disebabkan oleh adanya gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh adanya asam. Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di Bogor menimbulkan banjir di Jakarta memperlihatkan adanya keterkaitan antarruang dan waktu.

7. Mengomunikasikan:

Pada langkah ini, siswa mampu memberikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis, contohnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.

Kegiatan Penutup:
  1. Dalam mapel IPA, contohnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan desain, prinsip atau teori yang telah dikonstruksi oleh siswa. Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya korelasi antar desa dan kota.
  2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru mampu meminta siswa untuk memajukan pemahamannya ihwal konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang berhubungan atau sumber info lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga dapat digunakan dalam mapel IPS.
  3. Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan rancangan, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian guru meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.
Langkah-langkah diatas pada aktivitas pembelajaran yaitu pola penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Untuk Anda bisa mengakibatkan rujukan dalam menyusun planning pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa menyebarkan. Terima kasih

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Acuan Jurnal Jadwal Guru Mengajar

October 15, 2021
 Guru dalam setiap kali memberikan pembelajaran kepada siswa Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar

BlogPendidikan.net
- Guru dalam setiap kali menawarkan pembelajaran terhadap siswa, diharuskan dan wajib mempunyai jurnal jadwal guru mengajar, bukan hanya selaku perhiasan administrasi melainkan sebagai arah dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam proses pembelajaran.

Jurnal acara guru mengajar merupakan bab dari kelengkapan perangkat pembelajaran guru pada Buku Guru point 2 yang memuat jurnal acara mengajar guru.

Buku Kerja Guru

Buku kerja guru disediakan oleh guru sebagai bimbingan guru dalam melakukan fungsi dan tugasnya sebagai seorang pendidik dan seorang fasilitator bagi siswa di sekolah. 

Seorang fasilitator pastinya mesti melengkapi antisipasi mengajar yang baik dan terencana untuk anak didiknya sehingga tercipta proses pembelajaran yang sesuai dengan permintaan kurikulum 2013 dan menerima hasil pembelajaran mirip yang ditargetkan pada persyaratan kompetensi lulusan (SKL). 

Buku kerja ialah desain pembelajaran yang disusun secara teratur serta mengikuti kurikulum yang berlaku  pada dikala ini dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal untuk siswa, guru, orang bau tanah dan pihak sekolah.

Pada buku kerja guru 2 terdiri dari :

1. Kode Etik Guru
2. Ikrar Guru
3. Tata Tertib Guru
4. Pembiasaan Guru
5. Kalender Pendidikan
6. Analisis Alokasi Waktu
7. Program Tahunan
8. Program Semester
9. Jurnal Agenda Guru

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini BlogPendidikan.net akan berbagi Jurnal Agenda Guru Mengajar yang bisa Anda download pada tautan dibawah ini.

Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar 1 >>> UNDUH
Contoh Jurnal Agenda Guru Mengajar 2 >>> UNDUH

Jurnal ini bisa diedit sesuai kebutuhan Anda, dan menjadikan rujukan Anda dalam meyusun jurnal jadwal mengajar harian.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Labels

Labels

Labels

Copyright © Blog Pendidikan. All rights reserved. Template by CB Blogger